Tema
2.2 Penulisan Tanda Baca Lanjutan
Penggunaan tanda baca yang tepat adalah salah satu faktor penting dalam penulisan yang baik dan benar. Tanda baca membantu untuk menyusun struktur kalimat, memberikan jeda yang sesuai, dan menjelaskan makna yang diinginkan oleh penulis. Setelah memahami penggunaan tanda baca dasar seperti titik, koma, tanda tanya, dan tanda seru, kita akan mempelajari penggunaan tanda baca lanjutan yang meliputi tanda titik dua (:), tanda titik koma (;), tanda hubung (-), tanda pisah (—), tanda kurung (()), dan tanda petik (" ").
1. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua digunakan untuk memperkenalkan rincian, kutipan, atau penjelasan lebih lanjut. Tanda ini juga digunakan dalam beberapa konteks lain seperti penulisan waktu.
Penggunaan Tanda Titik Dua
Mengawali Daftar atau Rincian Tanda titik dua digunakan untuk memperkenalkan daftar atau rincian setelah kalimat pengantar.
Contoh:
- "Kegiatan hari ini meliputi: membaca, menulis, dan bermain."
- "Ada tiga warna yang disukai Sinta: merah, biru, dan hijau."
Mengawali Kutipan Langsung Tanda titik dua digunakan untuk memperkenalkan kutipan langsung setelah kalimat pengantar.
Contoh:
- "Bapak berkata: 'Belajarlah dengan tekun agar sukses di masa depan.'"
Dalam Penulisan Waktu Tanda titik dua digunakan untuk memisahkan jam dan menit pada penulisan waktu.
Contoh:
- "Rapat dimulai pukul 10:30 pagi."
Kesalahan Umum Penggunaan Tanda Titik Dua:
- Menggunakan titik dua sebelum daftar yang tidak didahului oleh kalimat pengantar.
- Salah: "Warna yang disukai: merah, biru, hijau."
- Benar: "Warna yang disukai Sinta adalah: merah, biru, hijau."
2. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua klausa independen yang masih berkaitan, atau untuk memisahkan unsur-unsur dalam daftar yang sudah mengandung tanda koma.
Penggunaan Tanda Titik Koma
Memisahkan Klausa yang Berkaitan Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua klausa yang masing-masing bisa berdiri sendiri sebagai kalimat tetapi memiliki hubungan yang erat.
Contoh:
- "Dia ingin pergi ke pantai; cuaca hari ini sangat mendukung."
- "Kami bekerja keras; hasilnya, proyek ini selesai tepat waktu."
Memisahkan Unsur Daftar yang Kompleks Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan elemen dalam daftar yang mengandung koma.
Contoh:
- "Anggota panitia berasal dari Surabaya, Jawa Timur; Bandung, Jawa Barat; dan Medan, Sumatra Utara."
Kesalahan Umum Penggunaan Tanda Titik Koma:
- Menggunakan titik koma untuk memisahkan klausa yang seharusnya dipisahkan dengan tanda koma.
- Salah: "Dia pergi ke pasar; dan membeli sayuran."
- Benar: "Dia pergi ke pasar, dan membeli sayuran."
3. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk menyambungkan dua kata atau lebih yang membentuk makna baru, atau untuk menuliskan kata ulang. Tanda hubung juga digunakan dalam penulisan angka atau ejaan kata yang terpotong pada akhir baris.
Penggunaan Tanda Hubung
Menyambungkan Kata Majemuk Tanda hubung digunakan untuk menyambungkan kata yang membentuk makna majemuk.
Contoh:
- "Ibu membeli sepatu berhak tinggi."
Pada Kata Ulang Tanda hubung digunakan pada kata ulang.
Contoh:
- "Anak-anak itu sedang bermain di taman."
Menuliskan Angka Puluhan Tanda hubung digunakan untuk menuliskan angka puluhan dan satuan.
Contoh:
- "Dua puluh satu" ditulis "dua-puluh-satu."
Kesalahan Umum Penggunaan Tanda Hubung:
- Tidak menggunakan tanda hubung pada kata ulang.
- Salah: "Buku buku itu ada di meja."
- Benar: "Buku-buku itu ada di meja."
4. Tanda Pisah (—)
Tanda pisah digunakan untuk memberikan penekanan atau informasi tambahan yang memisahkan bagian dari kalimat. Tanda ini juga dapat digunakan untuk menggantikan kata yang terpotong karena dialog.
Penggunaan Tanda Pisah
Memberikan Penekanan atau Penjelasan Tambahan Tanda pisah digunakan untuk memberikan informasi tambahan atau penjelasan yang lebih spesifik.
Contoh:
- "Pak Budi—guru matematika di sekolah kami—selalu memberikan tugas setiap minggu."
Mengganti Dialog yang Terpotong Tanda pisah dapat digunakan dalam dialog yang terputus.
Contoh:
- "Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan—"
Kesalahan Umum Penggunaan Tanda Pisah:
- Menggunakan tanda pisah untuk memisahkan elemen yang seharusnya dipisahkan dengan tanda hubung.
- Salah: "Anak—anak bermain di taman."
- Benar: "Anak-anak bermain di taman."
5. Tanda Kurung (())
Tanda kurung digunakan untuk menyisipkan informasi tambahan yang bukan bagian utama dari kalimat. Tanda kurung juga digunakan untuk menyatakan penjelasan atau keterangan yang lebih detail.
Penggunaan Tanda Kurung
Memberikan Informasi Tambahan Tanda kurung digunakan untuk memberikan informasi yang melengkapi kalimat utama, tetapi bukan bagian yang penting untuk kelancaran alur kalimat.
Contoh:
- "Acara tersebut akan diadakan pada bulan Agustus (tanggal pastinya akan diumumkan kemudian)."
Menunjukkan Tahun atau Asal Usul Tanda kurung juga digunakan untuk menuliskan tahun atau asal usul suatu istilah.
Contoh:
- "Sumpah Pemuda diikrarkan pada tahun 1928 (tepatnya pada tanggal 28 Oktober)."
6. Tanda Petik (" ")
Tanda petik digunakan untuk menandai kutipan langsung, judul artikel, atau penegasan kata tertentu.
Penggunaan Tanda Petik
Menandai Kutipan Langsung Tanda petik digunakan untuk menandai kutipan langsung dari ucapan seseorang atau teks tertulis.
Contoh:
- "Ibu berkata, 'Jangan lupa makan siang.'"
Menulis Judul Artikel atau Cerpen Tanda petik digunakan untuk menuliskan judul artikel, cerpen, atau bab buku.
Contoh:
- "Saya baru saja membaca artikel berjudul 'Pentingnya Pendidikan Karakter'."
Kesalahan Umum Penggunaan Tanda Petik:
- Menggunakan tanda petik untuk penekanan yang seharusnya menggunakan tanda miring atau huruf tebal.
- Salah: "Ini adalah 'penting' untuk diingat."
- Benar: "Ini adalah penting untuk diingat."
Kesimpulan
Penggunaan tanda baca lanjutan seperti titik dua, titik koma, tanda hubung, tanda pisah, tanda kurung, dan tanda petik sangat penting untuk memberikan struktur dan kejelasan pada tulisan. Memahami fungsi masing-masing tanda baca akan membantu meningkatkan kualitas dan keterbacaan teks. Pada bagian selanjutnya, kita akan mempelajari cara memperbaiki kata serapan yang sering salah dalam penulisan Bahasa Indonesia.