Tema
1.4 Kesalahan Ejaan Umum yang Harus Dihindari
Kesalahan ejaan adalah hal yang sering ditemui dalam penulisan, baik di tingkat akademik, profesional, maupun sehari-hari. Kesalahan ejaan dapat menyebabkan kebingungan, mengurangi kredibilitas penulis, dan dalam beberapa kasus, mengubah makna yang ingin disampaikan. Pada bagian ini, kita akan membahas beberapa kesalahan ejaan umum yang sering terjadi dalam Bahasa Indonesia, serta cara menghindarinya.
1. Kesalahan Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku
Bahasa Indonesia memiliki kata baku dan kata tidak baku. Kesalahan dalam penggunaan kata-kata ini sering terjadi karena kurangnya pemahaman atau pengaruh dari bahasa daerah dan bahasa asing. Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah dan pedoman yang ditetapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Contoh Kesalahan:
Salah: ijasah
Benar: ijazah
Salah: aktifitas
Benar: aktivitas
Salah: kreatifitas
Benar: kreativitas
Cara Menghindari:
- Gunakan KBBI: Untuk memastikan penulisan kata baku, selalu cek Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) saat ragu.
- Latihan Rutin: Sering membaca dan menulis menggunakan kata baku dapat membantu meningkatkan ketepatan penggunaan.
2. Kesalahan Penggunaan Imbuhan
Kesalahan dalam penggunaan imbuhan sering terjadi ketika penulis tidak memahami aturan pelekatan imbuhan yang tepat, terutama pada awalan, akhiran, dan kata dasar yang mengalami perubahan bentuk.
Contoh Kesalahan:
Salah: merubah
Benar: mengubah
Salah: diambilkan
Benar: mengambilkan (imbuhan "di-" salah digunakan karena makna yang dimaksud adalah aktif, bukan pasif)
Salah: memfoto
Benar: memotret
Cara Menghindari:
- Pahami Aturan Imbuhan: Pelajari aturan penggunaan imbuhan seperti awalan "me-", "di-", dan "ke-" agar tidak keliru.
- Perhatikan Kata Dasar: Pastikan memahami kata dasar sebelum menambahkan imbuhan agar tidak salah bentuk.
3. Kesalahan dalam Penulisan Kata Serapan
Bahasa Indonesia menyerap banyak kata dari bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Belanda, dan Arab. Kesalahan sering terjadi dalam penulisan kata-kata serapan ini karena perbedaan antara ejaan bahasa asal dan adaptasi dalam Bahasa Indonesia.
Contoh Kesalahan:
Salah: standart
Benar: standar
Salah: tehnologi
Benar: teknologi
Salah: analisa
Benar: analisis
Cara Menghindari:
- Pelajari Bentuk Baku Kata Serapan: Pelajari bentuk baku dari kata-kata serapan yang sering digunakan. Cek KBBI untuk memastikan penulisan yang benar.
- Gunakan Sumber Resmi: Gunakan KBBI sebagai rujukan dalam penulisan kata serapan.
4. Kesalahan dalam Penulisan Kata Ulang
Penulisan kata ulang sering kali menjadi salah karena penulis tidak menggunakan tanda hubung (-) yang benar. Penulisan yang salah bisa mengubah makna atau membuat kalimat menjadi tidak jelas.
Contoh Kesalahan:
Salah: anak anak bermain di taman.
Benar: anak-anak bermain di taman.
Salah: buku buku itu ada di meja.
Benar: buku-buku itu ada di meja.
Cara Menghindari:
- Gunakan Tanda Hubung: Selalu gunakan tanda hubung (-) untuk menuliskan kata ulang dalam Bahasa Indonesia.
- Periksa Ulang: Pastikan untuk memeriksa ulang penulisan kata ulang setelah selesai menulis.
5. Kesalahan dalam Penggunaan Tanda Baca
Kesalahan tanda baca dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam interpretasi kalimat. Beberapa kesalahan umum melibatkan penggunaan tanda koma, titik, dan tanda seru.
Contoh Kesalahan:
Salah: Sinta membeli buah apel, jeruk dan pisang.
Benar: Sinta membeli buah apel, jeruk, dan pisang.
Salah: Tolong ambilkan buku itu?
Benar: Tolong ambilkan buku itu.
Cara Menghindari:
- Pelajari Fungsi Tanda Baca: Pastikan memahami fungsi dari setiap tanda baca dan menggunakannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
- Baca Ulang dengan Cermat: Setelah menulis, baca ulang teks dengan cermat untuk memastikan penggunaan tanda baca sudah benar.
6. Kesalahan dalam Penggunaan Huruf Kapital
Penggunaan huruf kapital sering menjadi masalah bagi penulis yang tidak memahami aturan kapan harus menggunakan huruf kapital. Kesalahan ini bisa berupa penggunaan huruf kapital di tempat yang salah atau tidak menggunakannya di tempat yang benar.
Contoh Kesalahan:
Salah: Besok saya akan bertemu dengan bupati Jakarta.
Benar: Besok saya akan bertemu dengan Bupati Jakarta.
Salah: Setiap hari minggu, kami pergi ke pasar.
Benar: Setiap hari Minggu, kami pergi ke pasar.
Cara Menghindari:
- Pelajari Aturan Huruf Kapital: Pelajari aturan penggunaan huruf kapital, seperti pada nama diri, nama tempat, dan nama hari.
- Periksa Penulisan: Periksa kembali penulisan untuk memastikan penggunaan huruf kapital sudah sesuai dengan kaidah.
7. Kesalahan dalam Penulisan Kata Depan "di" dan "ke"
Kata depan "di" dan "ke" sering ditulis salah karena keliru dengan awalan. Kata depan "di" dan "ke" yang menunjukkan tempat harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh Kesalahan:
Salah: Saya tinggal dikota ini.
Benar: Saya tinggal di kota ini.
Salah: Dia pergi kesekolah setiap hari.
Benar: Dia pergi ke sekolah setiap hari.
Cara Menghindari:
- Perhatikan Fungsi Kata: Jika "di" atau "ke" menunjukkan tempat, maka harus ditulis terpisah. Jika "di" atau "ke" adalah awalan, maka harus ditulis serangkai.
Pentingnya Menghindari Kesalahan Ejaan
Menghindari kesalahan ejaan sangat penting dalam menulis, terutama untuk meningkatkan profesionalitas dan kredibilitas. Kesalahan ejaan dapat memberikan kesan ceroboh, kurangnya perhatian terhadap detail, dan bahkan mengubah makna dari apa yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, memeriksa dan memastikan ketepatan ejaan adalah langkah penting dalam proses menulis.
Kesimpulan
Kesalahan ejaan sering kali terjadi karena kurangnya pemahaman atau ketelitian dalam penulisan. Dengan memahami jenis-jenis kesalahan umum dan cara menghindarinya, kita dapat menulis dengan lebih baik dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Pada bagian selanjutnya, kita akan melanjutkan dengan latihan ejaan dasar untuk mempraktikkan pengetahuan yang telah dipelajari.